Petualangan
"Ayaaah tunggu..." Aku berteriak dari dalam rumah sambil lari-lari mengejar ayah ku. Aku suka berpetualang apalagi bersama ayah hampir aktivitas ayah selalu ku ikuti, yang paling aku suka pergi mencari kayu bakar kehutan disana aku dikenalkan dengan berbagai jenis kayu, daun, dan tumbuhan lainnya, nah yang paling aku suka aku nyebut nya sih tabiku (kantong semar) aku pengoleksi tabiku dengan rasa bahagia aku membawa nya ke rumah, ku pamerkan pada ibu dan kaka2 ku. Aku lebih memilih mencari tabiku bersama ayah, di banding bermain masakan atau boneka kertas bersama kakak ku. Yang kedua mengambil air lahang untuk dijadikan gula merah. Yang ketiga jalan-jalan pagi sambil menghafal nama jalan, meliat umbul-umbul yang tertancap di pinggir-pinggir jalan, disini ayah bagai pemandu wisata, daaaan banyak lagiii....
Sebuah Lagu
Di teras ayah yang sedang duduk santai menikmati pemandangan indah bulan sabit yang dikelilingi bintang. "kenapa belum tidur?'' tanya ayah pada ku. aku hanya senyum. Ayah merangkul ku, hembusan angin malam yang dingin membelai lembut.
"kamu ingin mendengarkan sebuah lagu?"
"mau, lagu apa?"
"Lapar bertambah lapar" (hanya itu lirik lagu yang ku ingat)
Duduk di teras dengan dinyanyikan ayah sebuah lagu itu menjadi aktivitas favorit ku, walaupun suara ayah tak semerdu penyanyi tapi aku mengidolakan suara ayah.
Sahabat Pena
Ayah menemukan majalah lama kakak ku "Ayah menemukan ini coba di baca". Ku sambut majalah pemberian ayah itu dengan semangat ku buka dan ku bolak-balik. Profil majah itu model perempuan sebaya kakak ku dengan prestasi yang cemerlang. aku di suruh ayah untuk bersahabat pena dengan model itu, ayah berkata "caranya gampang aja, sahabat pena itu melalui surat nanti ayah akan ajarkan cara membuat surat"
"oke dengan senang hati" jawab ku dengan senyum lebar. Tak sabar ku ambil pena dan buku untuk belajar menulis surat.
pagi pun tiba surat untuk sahabat pena pun telah selesai ku buat, sepulang sekolah ku antar surat ke kantor pos, kebetulan kantor pos dekat dengan sekolah ku.
"terimakasih ya pak"
"sama-sama, besok kirim surat lagi ya?" pak pos tersenyum
"oke deh"
Seminggu berlalu. ku temukan surat di atas meja belajar ku. "Ayah ini balasan dari sahabat pena ku?, berhasil Yah surat nya di balas, ada foto nya lagi". senang nya aku maklum pertama kali kirim surat buat sahabat pena. hehehe, "
"iya, cepat di buka". dengan semangat ayah merintah ku untuk membuka surat itu
"aku mau ngirim lagi ah". aku jadi ketagihan nulis surat buat sahabat pena.
Berkarya
"ayo Lah menulis bikin cerpen nanti dikirim ke salah satu surat kabar". Ya menulis. Ayah mengajari ku dan mendukung untuk berkarya salah satunya ialah menulis cerpen. Ayah ku juga punya tulisan cerpen dari situ aku jadi semakin semangat untuk menulis. Selain menulis ayah juga mengajari ku karya-karya yang lain membuat sapu dari serabut enau, membuat tongkat estafet, membuat kaligrafi, menggambar dan mewarnai yang rapi. Semua itu aku tahu dari ayah...
Senyum dan Semangat
senyum ayah yang selalu membuat aktivitas ku semangat, eh bukan hanya senyum ayah selalu memotivasi ku untuk melaksanakan sesuatu dengan semangat "pasang wajah yang cerah walau hari mendung" itu yang di bilang ayah ke aku dan yang paling aku ingat ayah selalu berkata "hidup itu jangan di buat susah". kini di saat ku menuntut ilmu jauh darinya
setiap hari ayah selalu menelepon ku untuk memberikan semangat itu.
aku bahagia ...
untuk ayah aku merindukan mu...
bagus banget kak tulisannya,,.
BalasHapussemangat kak lanjutkan ceritamu.. :)
makasih... aku jadi terharunih. hehehe
BalasHapusoke. semangat!!!:)
iya dong..
Hapusfighting!!!
mysist.. ^_^
ssiiip... fighting!!!!!!!
BalasHapusbagus
BalasHapus